Assalamualaikum wr. wb.
Sama-sama
pakaian favorit, tapi di zaman yang berbeda.
Zaman
putih abu-abu dan masih suka baper (read:
bawa perasaan) sana baper sini, sukanya pakai celana coklat itu. Celana yang
panjanganya mencapai 1,5 jengkal jari tangan. Parahnya lagi manakala dipadukan
dengan atasan you can see, i can see, we
can see, they can see. Heran ya, PD aja gitu dulu pakai begituan. Hmm….. Waktu
itu, waktu zaman-zamannya hot pants
tuh. Biar kekinian gitu ikut-ikutan pakai. Padahal ikut-ikutan siapa juga ngga
jelas tuh siapa yang diikutin dan dicontoh. Yah…… waktu itu. Sekitar 5 tahun
yang lalu. Semoga anda tidak suka pakai celana macam begitu. Tidak suka memakai
pakaian jenis itu.
Beralih
ke pakaian yang disebelahnya nih. Gamis perpaduan kaos dan jeans (read: jangan pada
salah mengira bahwa itu potongan baju dan rok ya, ini gamis. Karena biasanya
teman-teman yang melihat pada salah sangka, dikiranya ini bukan gamis. Hmm….
Penting ngga sih dibahas. Hmm…. Entahlah). Salah satu gamis yang nyaman dipakai,
ngga pakai ribet. Lihat saja tuh, sampai usang dan bulukan gitu (read: ada sih gamis yang lebih lebih
dari ini. Lebih lama, lebih usang, lebih disukai, karena apa coba. Karena
warnanya kuning. Walau ini hanya salah satu alasan sih. Hmm…. Curcol). Beda banget
antara celana coklat dan rok biru ini. Yah, namanya juga sudah beda zaman. Pakai
gamis ini di zaman kuliah. Alhamdulillah sudah tidak ada lagi yang namanya
baper sana baper sini. Karena menganut filosofi jodoh pasti bertemu, jomblo
pasti berlalu. Yah, memang dunia kuliahku, dari semester 1 sampai semester 8
ngga ada tuh yang namamnya baper. Mungkin karena jelekku yang tidak tertolong
kali ya. Jadi ngga ada tuh yang namanya falling
in love sama si dia. Males juga kali.hehehe….. Maaf ya Allah, ngga kok, aku
ngga jelek.hehehehe….. Bukan berarti ngga bersyukur sama Dia loh ya karena
diberi anugrah fisik seperti ini. Ya karena menjaga pandangan aja, ini salah
satu alasannya. Halah…… Cuma gaya aja, alibi.hehehehe…. Ngga lah. Mulai suka
lah sama pakaian-pakaian model beginian (read:
gamis dan sejenisnya). Yah, gimana ngga suka coba. Mulai lulus SMA dibelikannya
pakaian model beginian semua. Mau ngga mau, terpaksa atau ngga ya cuma bisa
pakai pakaian beginian. Mulai benar-benar suka pakai gamis dan sejenisnya itu
baru sekitar 3 tahun yang lalu. Ngga ketinggalan jilbab yang kalau dibuat rok
bisa jadi 2 biji (read: ini kata
keponakanku yang masih SD), plus kaos kaki. Karena rambut dan kaki adalah aurat
wanita. Katanya sih. Kata Al Quran dan hadits lho, bukan kataku. Ngga percaya
deh nanti anda kalau itu kataku. Yah, walau efeknya suka dipanggil bu, ibu, bu,
ibu. Padahal ya, menurutku yang pada manggil ibu tuh ya, dia lebih tuir (read: tua) dari sini. Sudahlah. Ikhlaskan
saja.
Yah,
inilah aku bersama masa laluku. Yang tak akan terlupakan. Karena, kalau
melupakan masa lalu takutnya nanti mengulang masa lalu di masa kini. Jadi,
cukup ingat masa lalu sebagai pembelajaran agar tidak mengulanginya di masa
kini dan masa yang akan datang. Masa laluku dengan pakaian favoritku.
Jadi
teringat percakapan dengan sahabat SMA dan baru bertemu lagi setelah kita
sama-sama sudah lulus kuliah. Dia sahabat yang menggebu-negbu dalam hal
mengajak orang lain dalam hal kebaikan. Semangatnya itu lho, patut dicontoh. Percakapan
ini ditulis berdasarkan ingatanku ya. Kurang lebih sesuai percakapan asli lah.
H: Apa
indikator perempuan muda itu yang pakaiannya seksi ya, sedangkan yang pakai
pakaian tertutup itu bukan perempuan muda?
F: Ih
iya deh. Tahu lah. Apa yang pakai pakaian syar’i itu cuma ibu-ibu atau wanita
tua yang sudah mau mati. Dasar ya. Malesi.
Catatan:
Belum lama ini, saya berkunjung ke kediaman salah satu sahabat sejak kita sama-sama duduk di bangku SMA. Pada suatu perbincangan dia bertanya, "Hes, kamu masih suka pakai hot pants?".
Wassalamualaikum wr. wb.