HANOK_rumah ku kelak [amin ya ALLAH]

HANOK_rumah ku kelak [amin ya ALLAH]
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi yang lainnya. Semoga blog ini mendatangkan manfaat untuk saudara. Annyeonghaseyo. Korea Selatan, tunggu aku menyapamu

Rabu, 14 Desember 2011

Part 1 *13Desember 2011*


Masa-masa putih abu-abu telah berakhir meski dengan perasaan yang “nano-nano” rame rasanya. Ya begitulah masa-masa pealihan ketika akan beralih dari satu masa ke masa lain, satu peralihan ke peralihan lain, satu tahap ke tahap lain, satu tempat ke tempat lain, dan sebagainya. “Ah, kenapa kita harus berpisah. Aku tidak mau pisah sama kamu. Pokoknya kita harus sama-sama terus. Aku nggak bisa kalau tidak sama kamu.” Tak jarang orang yang berkata seperti itu bila perpisahan sudah didepan mata. Berattttt rasanya berpisah dengan teman-teman yang sudah seperti keluarga. Pun rasanya enggan dan segan berada jauh dari keluarga ketika harus menempuh pendidikan lanjut nan jauh dari daerah asal. Tanpa disadari, direnungi, dan diperhatikan bahwa orang akan merasa butuh dan kehilangan jika seudah ditinggalkan orang yang sebelumnya jika sedang dalam kebersamaan orang tersebut tidak dianggap. Apalagi yang dulunya orang itu orang yang dekat atau sering dijumpai dan sering dimintai tolong. Tentunya setelah terpisah barulah dirasa bahwa keberadaannya sungguh memberi semangat, motivasi, dan inspirasi yang teramat sangat luar biasa dasyatnya. Seperti keberadaan keluarga, saudara, sahabat, teman, dan guru. Entah mereka baik atau superrrrr duperrrr terhadap kita. Pasti memori otak akan selalu mengingat-ingat dan berusaha mengingat kenangan dan kesenangan itu semua. Maka, selagi ada waktu, nafas masih ada dalam diri, jantung masih berdetak riang dalam jiwa; lakukanlah semuanya denagn baik, ikhlas, dan niat karena Allah. Insya Allah tidak akan ada banyakkkk penyesalan yang bila diingat-ingat justru akan lebih banyak membawa kerugian daripada keuntungan. Bilamana sudah terjadi, jadikan semua sebagai pembelajaran dan hadapi apa yang ada didepan dengan senyum yang ikhlas dan niat karena Allah. Tidak mudah mugkin, tapi apalah yang susah bila diiringi dengan niat, usaha, dan doa.
“Ah males banget deh dikampus. Kangen sama teman-teman di sma.” “Beda banget ya orang-orangnya, enakan juga teman-temanku dulu.” “Nggak banget sih.”....dll. tentunya masih banyak lagi kata-kata yng sebenarnya adalah doa yang terucap dari lisan atau tersirat dalam otak si empunya. Bukan begitu?? {bukan hanya anda, saya juga mengalaminya.hehe. Wajar dong. Ya nggak sihhhh....??}
Tapi lambat laun mulailah dapat beradaptasi dengan dunia kampus. Betapa berbedanya. Dari yang berseragam menjadi bebas berbusana. Dari yang kalau alpha ditanya apa alasannya menjadi masa bodoh, itu urusan lu bukan gue so emang gue pikirin. Dari yang terikat menjadi bebas [nah loh.layaknya pelajaran puisi dan prosa dalam Bahasa Indonesia.hehehehe....]. Dari yang tidak boleh kawin menjadi yang boleh kawin, dari yang jadwal pelajarannya ditentukan menjadi yang jam mata kuliahnya menentukan sendiri, dan sebagainya. Intinya inilah masa peralihan dari masa remaja tingkat atas menjadi dewasa. Daerah pendewasaan-lah.hehe. Sekali lagi, tidak mudah rasanya melakukan sesuatu hal yang baru sedangkan tidak ada niat, dorongan, motivasi, inspirasi, bahkan yang ampuh adalah PAKSAAN dari orang lain dan pihak-pihak lain. Upss, ada yang perlu diingat, dijaga, dipelihara, dipertahankan, dan diterapkan dengan baik dan ikhlas tentunya, atau alangkah lebih baiknya dapat ditularkan ke orang lain dan bahkan dikembangkan dan disempurnakan, tetapi jangan sampai salah mengambil langkah dan malah terjerumus dan tererosaok kedalam kegelapan yang memilukan. Sebenarnya apa sih yang sedang dimaksud disini???? Tidak lain dan tidak bukan adalah keimanan dan keIslaman yang sedari dulu kala telah diajarkan dan ditanamkan dengan baik oleh keluarga kita. Jangan mentang-mentang sudah kuliah lantas berada dekat dengan kesesatan dan kekafiran. Jangan hilangkan kebaikan-kebaikan yang dibawa dari rumah, tetapi asah dan kembangkanlah. Janhan hanya menambah ilmu pendidikan formal semata tetapi mengabaikan atau bahkan meninggalkan pendidikan agama, alangkah mulianya jika keduanya seiring seirama. Sedap dipandang mata. Sudah rupawan, cerdas dalam pendidikan formal, imannya berkualitas, tentunya berwawasan mumpuni, siapa yang nggak mau?? Pasi banyakkkkkkk yang ngantri sampai berdesak-desakan. Hanya untuk apa? hanya untuk memperebutkan mutiara Allah.
Tidak ssedikit yang mulanya baik menjadiburu atau bahkan lebih banyak yang berkebalikan. Indah bukan? Tinggal sekarang masalahnya berada dalam golongan yang mana diri ini? Jangan lantas karena kebebasan dan jauh dari pemantauan orang tua menjadikan orang berada dalam kemajuan tetapi dalam hal keburukan. Yang sebelumnya baik menjadi tambah baik, Subhanallah inilah yang disebut kesuksesan. Ada lagi yang sebelumnya buruk menjadi lebih baik dan sampai pada tahapan yang terbaik, Subhanallah Maha Besar Allah inilah yang disebut kesuksesan yang benar-benar kesungguhan dari kesuksesan yang derajatnya lebih tinggi. Ada juga yang mulanya Subhanallah baiknya tetapi menjadi memprihatinkan keadaan dan penampilan jiwa maupun raganya, inilah yang dikatakan seburuk-buruknya kegagalan dan harus segera datang pertolongan baginya.
Tetaplah ingat dan fokuskan apa tujuan kita sebenarnya dan apa langkah konkrit untuk mewujudkannya. Oke-lah jangka pendek kita mendapat gelar dalam pendidikan formal, tetapi setelahnya?? Bukankah bukan hanya itu saja tujuan kita hidup?tujuan jangka panjang kita?? Ya, tujuan jangka panjang yang selama ini dicari tidak lain dan tidak bukan adalah meraih ridhoNya, meraih surgaNya, dan mendapatkan segala keindahan dari KEKASIH SEJATI yang kekal abadi selanya. Dapat dimulai dengan langkah-langkah kecil yang nantinya akan berkembang menjadi langkah yang besar dan dapat membawa perubahan yang menyilaukan.
Bisa dimulai dalam santun bertutur; santun dalam bertegur sapa dan menyebarkan salam serta senyuman; santun dalam bertindak. Orang yang santun dalam bertutur kata sudah tentu adalah orang yang pendidikan akhlaknya mulia. Adapun orang yang seperti ini pastilah murah senyum dan tindakannya mencerminkan akhlaknya. Tapi tidak jarang yang akhlaknya sudah tersusun baik, tapi belum tahu bagaimana cara berbusana yang sesuai dengan syar’i.

Tidak ada komentar: