Assalamualaikum wr. wb.
Hari ini, Sabtu 13
Maret 2012 pukul 20:08 WIB Hesti menulis tentang bagaimana kurang lebih tiga hari
terakhir perjalanan Hesti di Jakarta. Berangkat pada hari Rabu, 28 Maret 2012
seitar pukul 17:30 WIB dari MUA (Masjid yang ada di dekat Unnes) menuju ke
poncol dengan menaiki angkutan umum dan setelah itu sholat Maghrib bersama
tetapi sebelum ke stasiun ada yang menyampaikan kabar bahwa rapat paripurna DPR
dundur tanggal 30 Maret 2012 dan aksi pun diundur dari yang rencananya hari
kamis menjadi hari jumat agar bertepatan dengan rapat paripurna, setelah
dijelaskan kami menuju ke stasiun kereta api. Hesti dan teman-teman serta
kakak-kakak dari BEM FMIPA, BEM KM UNNES, BEM FT, BEM FE, BEM FIS, DPM KM
UNNES, dkk (maaf apabila terjadi kesalahan dalam penulisan dan penyebutan)
menaiki kereta menuju stasiun Senen, Jakarta.
Pagi hari sekitar pukul
03.00 WIB Hesti dan saudara-saudara sekalian sampailah di stasiun Senen dan
kami langsung sholat Qiyamulail di mushola yang ada di stasiun Senen. Sepanjang
perjalanan di dalam kereta lebih banyak waktu yang digunakan hanya untuk
mengistirahatkan mata, tidur (curhat. Tidak lama sebelum sampai di stasiun
Senen ada gambaran kehidupan yang memprihatinkan, banyak keluarga yang terdiri
dari batita, balita, produktif, tua, manula yang tidur di sepanjang tepian rel
kereta, tanpa bantal, guling, selimut, bahkan tanpa kasur. Mungkin bagi mereka
sudah beruntung dapat beralaskan kardus yang usang). Lanjut ke perjalanan
menelusuri ibu kota, setelah sholat Qiyamulail, Hesti dkk menuju ke mushola
untuk sholat subuh setelah dijemput saudara-saudara dari Universitas Negeri
Jakarta (UNJ).
Oh ya, belum Hesti
sebutkan apa yang menjadi tujuan Hesti dkk melakukan perjalanan darat menuju ke
Jakarta. Kami akan ber-aksi di depan gedung DPR saat rapat paripurna membahas
rencana kenaikan BBM. Tapi, rencana awal berubah. Rapat paripurna diundur
sampai tanggal 30 Maret 2012 dan kami memutuskan untuk tetap bertahan di
ibukota untuk tetap ber-aksi turun ke jalan. Dari berita-berita yang ada di TV,
aksi sepanjang hari sering dan hampir selalu berakhir dengan ricuh dan anarkis.
Jujur, ini sempat menjadi penghambat yang meragukanku untuk berangkat ke
Jakarta. Melihat betapa anarkisnya para pendemo yang banyak bermunculan dalam
pemberitaan. Tapi kuluruskan niat dan kubulatkan tekad untuk aksi ke Jakarta.
30 Maret 2012, Hesti
dkk sekitar pukul 06.00 WIB berangkat menuju ke kampus UNJ untuk sarapan serta
mempersiapkan kebutuhan yang diperlukan sebelum ber-aksi turun ke jalan dan
berorasi di depan gedung DPR. Sekitar pukul 08.30 WIB kami berkeliling kampus
UNJ mengajak mahasiswa UNJ untuk ikut ber-aksi. Setelah itu kami duduk sejenak
menunggu ‘metro mini’ yang akan membawa rombongan kami (mahasiswa Unnes dan UNJ
yang akan ber-aksi) menuju ke gedung DPR. Sedari tadi sudah ada beberapa polisi
yang mengawasi kita di sekitar kampus UNJ. Sekitar pukul 11.00 WIB, kami melaju
dari kampus UNJ menuju ke gedung DPR. Kami pun keluar kampus dengan didringi polisi
yang mengemudikan mobil polisi, jalanan mulai macet terlebih lagi di sekitar
gedung DPR yang sudah dipenuhi para demonstran (sedikit curhat bahwa ‘metro
mini’ yang ditumpangi para perempuan dan sedikit lelaki dari Unnes dan UNJ saat
mendekati gedung DPR, roda sebelah kanan belakang bocor dan sempat membuat kami
panik ala hasil kami turun dan pindah ke ‘metro mini’ lain). Sekitar pukul
12.00 WIB rombongan kami transit di kantor perhutani yang letaknya tidak jauh
dari gedung DPR. Pukul 12.45 WIB para lelaki selesai sholat Jumat dan para
peremuan selesai sholat Dzuhur jama Asar pukul 13.30 WIB. Tanpa banyak
membuang-buang waktu kami segera ber-aksi ke gedung DPR.
Jumat, 30 Maret 2012
pukul 13.30 WIB kami BEM SI (Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia)
berkumpul di jalan dekat kantor perhutani untuk ber-aksi di depan gedung DPR. Yang
tergabung dalam BEM SI antara lain: Unnes, ITB, IPB, UNS, UNJ, BSI, Politekes
Negeri Jakarta (kalau tidak salah), dll (terlalu banyak, jadi saya lupa, babocheoreom). Ayo ayo ayo ayoooo aksi. Para
lelaki yang membawa bendera lembaga berdiri di barisan terdepan diikuti oleh
para lelaki yang menjadi border (jadi
tau istilah baru bih, border itu
pagar atau pembatas yang dibuat agar tidak ada penyusup yang dapat masuk ke
barisan dalam kelompok kami, biar tidak ada provokator yang menyusup ke barisan
kami gitu. Agar aksi kami lancar dan tidak anarkis karena ada penyusupnya. Jadi
ini pembelajaran, tidak jarang aksi mahasiswa jadi anarkis karena ada mahasiswa
yang tersulut emosi karena diprovokasi penyusup, penyusup bisa jadi dari
parpol, media, orang bayaran, dll) sebanyak selapis lantas diikuti para
perempuan yang menjadi border di
belakang border lelaki, jadi ada dua border pelindung agar tidak ada
penyusup. Selanjutnya di dalam barisan diisi oleh para perempuan, agar aman
jadi perempuan ada di dalam barisan laki-laki. Setelah border dirasa cukup kuat dan rapat, kami memulai berjalan menuju ke
depan gedung DPR. Di depan gedung DPR sudah banyak orang dari berbagai
organisasi dan perkumpulan lainnya yang sudah sedari tadi berdemo di depan
gedung DPR dan tidak jarang ada yang mukanya “garang” pisan uiyyyy, bikin ngeri
aje. BEM SI berhasil menduduki depan pintu gerbang DPR dan tepat di depan
barisan kami ada demonstran yang membakar ban (curhat lagi. Seharusnya para
demonstran berpikir lebih panjang, apa tujuan demo dan apa dampak ke depan
terkait perbuatannya. Sebenarnya apa untungya membakar ban, saling dorong dan
saling lempar batu atau benda tumpul lainnya dengan polisi, mendorong-dorong
dan menggoncang-goncangkan pagar sekitar gedung DPR dan pagar depan gedung DPR,
dan melakukan tindak anarkis lainnya. Sebenarnya siapa yang rugi dan harus
menaggung kerugian? Pendemo? Polisi? DPR? Presiden? Atau rakyat? Pikirkanlah baik-baik.
Tentu rakyat yang paling banyak menerima kerugian akibat pikiran pendek para
pendemo. Jelas saja, nanti pasti ada dana yang dikeluarkan untuk membenahi
kerusakan-kerusakan yang ditimbulkan para pendemo, misalnya untuk memperbaiki
pagar saja membutuhkan uang berapa banyak???? Pakai uang siapa? Pakai uang
negara yang berasal dari rakyat!!!! Logika!!!! Pakai logikamu dengan bijak!!!! Belum
lagi kalau dalam pembenahan fasilitas itu ada pihak-pihak yang korupsi, siapa
lagi yang dirugikan??!! Bodoh! Jangan mau menjadi orang bodoh! Hendaknya ber-aksi-lah
dengan cara damai dan tanpa kekerasan, cukup suarakan pendapat dan aspirasi
yang mewakili rakyat banyak, sampaikan secara tegas dan lugas tanpa harus
anarkis dan menimbulkan kekacauan dimana-mana, tentu gas air mata tidak akan
meluncur bebas ke arah para demonstran. Mari jadikan aksi lebih intelek dan
bukan menjadikan aksi sebuah kehinaan yang sia-sia dan bunag-bunag tenaga. Karena
banyak orang beranggapan aksi hanyalah buang-bunag tenaga dan lebih banyak
menimbulkan kerugian daripada keuntungan. Mari luruskan niat aksi kita). Kami,
BEM SI dibuntuti oleh beberapa fakultas dari UI yang juga ber-aksi. Sampai di
depan gedung DPR barisan BEM SI dan BEM UI masih saja memisahsampai tak berapa
lama BEM SI dan BEM UI melebur menjadi satu dengan hanya mendengarkan satu
komando, tapi tak berapa lama setelah bergabung BEM UI memisahkan diri lagi
dari BEM SI dan BEM UI memilih untuk mundur dan menyudahi aksinya setelah cukup
lama menyampaikan orasinya (curhat lagi ya. Hesti merasa terkejut dan wah
sekali saat melihat ada mahasiswi dari UI yang di salah satu lengan
almamaternya dari ujung atas sampai ujung bawah dipenuhi dengan logo-logo
kelembagaan dan mugkin juga penghargaan-penghargaan, keren banget). Sekitar pukul
15.00WIB suasana sudah mulai tidak kondusif. BEM SI memutuskan untuk menyudahi
aksi, pun kami sudah menyuarakan pendapat.
Setelah breaving
(katakanlah seperti itu), beristirahat, foto bersama saudara-saudara dari
Unnes, kami segera pulang ke Semarang. Perjalanan kami tidak selancar waktu
keberangkatan. Kami terlantar di jalan, dihadang dan diikuti para calo dan kami
diumpat, melihat kecelakaan, sampai sopir bus yang menyebalkan dan bus yang
bermasalah karena tidak kuat melewati tanjakan jalan. Yah, cukup sekian curhat
saya menuju ke Jakarta dan kembali pulang ke Semarang, terlepas dari cerita-cerita
intim yang tentu juga menarik. Hahahaha. Sampai jumpa lain waktu dengan cerita
yang lebih seru. Alahasil BBM tanggal 1 April tidak jadi naik. Hidup
mahasiswa!! Hidup mahasiswa Indonesia!!!
Hidup rakyat Indonesia!!!! Fighting....!!
Over all aksi pada 30 Maret 2012 membuka pikiranku untuk tidak berpikir sempit.
Wassalamualaikum wr. wb.
Over all aksi pada 30 Maret 2012 membuka pikiranku untuk tidak berpikir sempit.
Wassalamualaikum wr. wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar