Assalamualaikum wr.wb.
Karya yang membuat kita ada.
Kata-kata ini yang membuat jemari ini bergerak untuk segera merangkai kata dan
membaginya pada anda semua. Pun sama saat ada perkataan seperti ini. Bergerak maju hadapi tantangan yang
menghadang atau diam tertindas dan menghilang.
Ahad,
17 Juni 2012. Sejak pukul 08.00 WIB-12.00 WIB seandainya saya tetap berdiam
diri di kamar kos dan hanya menghabiskan waktu untuk facebook-an, twitter-an,
browsing, searching, googling, dan bermalas-malasan di kamar, tentu saya tidak
akan mendapatkan pengalaman berharga ini. Menghabiskan waktu hanya untuk
mengeluh dan berdiam diri, segera sadar dan tinggalkanlah rutinitas itu wahai
diri ini.
Bangun,
bergeraklah dan bergegas menuju ke majelis ilmu. Diri ini senantiasa bersyukur
padaNya dapat menghadiri majelis ilmu spesial dari pukul 08.00 WIB sampai 12.00
WIB. Pun rasa syukur bukan untuk dipikirkan ataupun diucapkan saja, tapi
haruslah ditindak lanjuti dengan sikap atau perbuatan. Bergejolak gelora dalam
diri ini untuk bertindak lebih lebih dan lebih agar menjadi orang hebat. Majelis
ilmu hari ini menyuguhkan pengalaman-pengalaman hebat dari berbagai orang hebat
disekitar kita yang dapat diambil ibrohnya.
Yang dapat dipelajari dari majelis ini diantaranya adalah jangan dengan
mudahnya atau secara sembarangan menilai orang dan menggolonkannya dalam
kelas-kelas yang diciptakan oleh diri sendiri. Jangan asal menilai bahwa orang
ini baik, buruk, jahat, dll. Pemateri menceritakan beberapa cerita nyata dan
meyentuh hati dari berbagai sisi dan pendekatan. Yang sangatlah jelas yaitu
bahwa kita harus berteman kepada siapa saja karena Islam mengajarkan umatnya
untuk senantiasa membaur dengan masyarakat (orang lain).
Setiap
manusia hidup di dunia ini tidak ada yang terlepas dari pelukan masalah, dosa,
khilaf, putus asa, rendah diri, dan sebagainya. Kini tinggal bagaimana diri ini
dapat melepaskan pelukan keburukan itu dan membuangnya jauh-jauh agar tidak
kembali lagi. Tanamkanlah dalam hati dan pikiran bahwa diri ini bisa. Karena sejatinya,
apa yang dipirkan adalah yang akan terlaksana dan terkabul. Saya berpikir saya
bisa, TENTU SAYA PASTI BISA....! Sungguh, majelis ilmu kali ini benar-benar
memacu saya untuk menjadi orang yang lebih lebih lebih dan lebih hebat lagi. Jangan
menjadi pribadi yang malas karena beranggapan bahwa diri kita tidak merasa penting
dan dibutuhkan. Karena sebenarnya banyak orang yang membutuhkan keberadaan
kita. Pun sejatinya tidak ada orang yang sibuk, yang ada hanyalah orang yang
tidak bisa membagi waktu. Camkan itu. AKU BISA BISA BISA BISA BISA BISA BISA.
Ada
pengalaman pembicara yang terlihat jelas di pikiran saya. Dilihat dari sisi
diri saya pribadi, saat tadi pembicara berbagi carita awal mula proses
berjilbabnya, hati ini kembali tergerak lincah untuk melakukan perubahan menuju
ke kebaikan. Memang benar yang dikatakan bahwa akan menjadi apa diri ini, juga
pada kenyataannya akan kembali lagi pada diri masing-masing. Saya akan menjadi
apa juga akan bergantung bagaimana saya membawa diri saya, akankah menjadi
orang biasa-biasa saja, orang baik, buruk, jahat ataukah menjadi seperti apa?
sekali lagi dengan tidak menganggap dan merendahkan orang yang belum sepaham
dengan diri ini. Pun saat pilihan untuk berjilbab itu ditangguhkan, tentu tidak
sedikit godaan yang datang menyapa.
Pembicara
cantik ini ternyata sama halnya dengan diri ini. Dulunya pembicara cantik ini
gemar mengenakan pakaian yang serba minim dan serba ketat+kekecilan. Agar banyak
mendapatkan terpaan angin dari AC, candanya.hehe. Jika pembicara ini sejak
tahun 2005 sudah meninggalkan baju-baju jahiliyahnya dan memilih untuk
berbusana syar’i, lain halnya dengan diri ini yang masih bergejolak dengan diri
sendiri. Diri ini sampai saat ini masih gemar mengenakan pakaina yang serba
minim walaupun itu hanya dikenakan di dalam rumah. Memang benar yang dikatakan
pembicara, bahwa tidak mudah meninggalkan baju-baju yang serba minim ini. Dan terlebih
lagi benar pula perkataan pembicara tadi bahwa apapun yang dikatakan orang
terhadap diri ini tidak akan ada benarnya. Melakukan ini salah pun melakukan
itu juga salah, serba salah. Jadi jika ingin berbuat baik, jangan hiraukan
perkataan orang lain. Diri ini benar-benar ingin syar’i luar dalam, jiwa raga,
tapi sampai saat ini diri ini belum banyak mengambil keputusan dan belum mantap
berjalan melangkah ke depan, karena masih banyak menghiraukan perkataan orang
lain dan masih banyak pikiran-pikiran negatif yang muncul dalam diri ini. Pasang
surut keimanan itu pasti ada, sikapilah dengan positif dan hati yang ikhlas.
Perlu
digaris bawahi bahwa JILBAB TIDAK MENGHAMBAT REZEKI, karena rezeki tiap
manusia sudah diatur dan titentukan olehNya, jadi jangan takut untuk menutup
aurat. (*terbukti pembicara berjilbab dan itu tidak menghambat pekerjaanya).
Secara
jelas pembicara mengatakan bahwa diri ini harus berteman dengan siapa saja,
bagaimanapun keadaan orang tersebut, karena komunikasi dan sosialisasi itu
penting adanya. Bayak kisah hebat yang ada dalam setiap individu. Dan diri ini
tidak boleh serta merta menilai orang lain semaunya sendiri, tapi bantulah dia,
rangkulah dia untuk kembali ke jalannya dengan cara gunakan hati yang lembut
dan tulus ikhlas, dengan penuh cinta dan kehangatan, karena Islam mengajarkan
umatnya untuk berbuat baik pada sesama.
Ini
adalah renungan yang harus disikapi oleh para manusia dan para pendakwah pada
khususnya. Bagi para mujahid yang hendak berdakwah, alangkah baiknya *tidak mengekslusifkan diri, bagi para
jilbabers tidak hanya berteman dan bertegur sapa dengan para jilbabers saja,
kan banyak tuh orang badung yang ingin menjadi orang baik juga, jadi jangan
ciptakan jarak tapi membaurlah, dekati mereka, dan rangkul mereka untuk juga
ikut berbuat baik dan menjadi orang baik. (*kata pembicara). Orang-orang yang
dianggap remeh dan disepelekan oleh kebanyakan masyarakat, tidak untuk dijauhi
dan didiamkan saja, tapi untuk didekati, disentuh hatinya, diberi cinta serta
kasih sayang, dan dibimbing menuju kebaikan, niscaya “orang-orang pinggiran”
ini akan menjadi orang hebat. Kita hidup bukan untuk menjadi manusia angkuh dan
acuh terhadap ketidakbenaran, mari luruskan niat untuk berdakwah.
Perilaku
akan lebih mengena dan membekas di relung hati terdalam daripada hanya
disampaikan dengan kata-kata, bantulah orang-orang disekitar anda dengan hati
yang ikhlas dan berbuatlah baik padanya niscaya anda akan didekati oleh
kebaikan.
Pembicara
yang saya maksudkan yaitu OKI SETIANA DEWI, dan majelis ilmu yang saya datangi
yaitu Closing Festival Mahasiswa Islam yang diselenggarakan FMI (Forum
Mahasiswa Islam) FMIPA Unnes beserta rohis se-MIPA. Tema: Santun busanaku, baik akhlakku, sehat pergaulanku. Dengan bedah
buku Sejuta Pelangi karya Oki Setiana
Dewi. Inilah yang dapat saya ambil dari bedah buku bersama Oki pada hari ini.
Kesimpulan:
optimis, kerja keras, bersyukur. Kerjakan semuanya sampai tuntas (dengan
bekerja keras) serta harapan penuh pada Allah (*yang disampaikan oleh ustadz
saat kak Oki selesai membedah buku ke-2nya ini).
Semangat
dahwah. Ingat, JANGAN SOK EKSKLUSIF..!!!!
Wassalamualaikum wr.wb.
Wassalamualaikum wr.wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar