Assalamualaikum wr.wb.
Sore itu, Senin, 4 Juni 2012 adalah halaqoh spesial. sebelum cerita, alangkah lebih baiknya apabila saya menyampaikan dulu tentang materi mengenai judul diatas.
Referensi: QS. 5 (5), QS. 6 (68), QS. 25 (72), QS. 60 (9), QS. 25 (26-29), QS. An-Nisa (69), dan QS. 5 (35).
Orang kafir yang memusuhi Islam jelas bahwa orang ini tidak boleh dijadikan sebagai teman kita. karena orang buruk seperti ini senantiasa mengajak kita untuk tidak mengikuti jalan Rasul dan menjadikan kita jauh dari Al-Quran.
Adapun teman yang baik yaitu:
- para Nabi
- para Sidiq'in
- para manusia yang mati syahid atau orang-orang sholeh
Ingat!! L-I-N-G-K-U-N-G-A-N sangat berpengaruh terhadap diri seseorang.
Kiranya ini yang saya tangkap dari halaqoh sore itu dan tentunya masih dengan Murabbi yang sama. tapi, yang berbeda pada halaqoh sore itu adalah teman-teman halaqohnya. jujur saja, saya kaget. pada halaqoh ini, dua saudaraku yang sebelumnya liqo bersamaku (biasanya kami liqo dengan teman satu kos angatan 2011 sebanyak 5 orang), kini tidak liqo bersama lagi. Alasannya karena mereka mendapat rekomendasi dari para Murabbi untuk pindah tempat liqo? Kini tinggal kami bertiga (yang satu tempat kos) yang masih liqo bersama, dan pada sore itu hanya kami berdua (yang satu kos) yang datang untuk liqo. Disana kami mendapatkan kejutan baru dari sang Murabbi. Kami (angkatan 2011 kos Basmala "Safana binti Hatim", yang kini kos kami berubah nama menjadi "Ikhwah Rasul" 24) mendapat teman-teman liqo baru, sebanyak empat orang. Jujur, saya dan teman saya yang satu kos merasakan hal yang sama, kaget dan aneh.
Kami berlima yang biasanya liqo bersama, bertanya dan sekedar bercanda saat liqo sehingga suasana liqo menjadi menyenagkan dan asyik. Tapi entah mengapa suasana liqo sore itu terasa sangat lema, kaku, dan membosankan. Walaupun semua yang ada di liqo sore itu juga saudara-saudaraku yang baru dipertemukan olahNya sekarang, tai hanya dua kata "aneh+canggung". Sore itu, sebelum materi liqo disampaikan, kami sating berkenalan satu sama lain. Sudahlah, namanya hall baru dan baru pertama kali dilaksanakan, pasti masih terasa belum nyaman, semoga lambat laun terjalin ukhuwah Isamiyah yang syar'i. semangat kawan.
Sebenarnya, agenda liqo dan berganti-ganti Murabbi dan kawan-kawan liqo bukanlah hal asing bagi saya. Karena sudah sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama, saya sudah dianjurkan oleh keluarga saya untuk mengikuti halaqoh. Tapi kala itu, saya yang masih labil dan polos (hehe, peace guys) hanya mengikuti liqo apabila saya sedang good mood. Kala itu, saya hanya berangkat liqo semau saya sendiri, kalau niat ya berangkat, kalau tidak ya bolos (dan kebanyakan boosnya). Tercatat Murabbi pertamaku bernama Maryati (saya memanggilnya Bu Muryati). beliau adalah kawan seperjuangan kakak pertamaku dan kakak iparku. Waktu itu saya dan teman-teman kira-kira berdelapan, liqo bersama bu Maryati. Saya masih ingat betul, saat lebaran hampir tiba, kami berempat (kalau tidak salah) yaitu saya, seorang saudara sepupuku, dan teman saat di Sekolah Dasarku memeberikan special gift untuk bu Maryati. Oh, the sweetest moment. tapi, lambat laun saya dan kawan-kawan satu demi satu berguguran tidak hadir di halaqoh, pun halaqoh lama-lama tidak ada.
Setelah lama tidak liqo, ada lagi (kawan seperjuangan kakak pertamaku dan kakak iparku) Murabbi baru untuk saya dan saudara sepupuku yang seusia denganku. Waktu itu, Murabbi kami, namanya mbak Fitri. Mbak Fitri ini, mengontrak rumah di depan rumah saudaraku, jadi liqo kali ini bukan saya dan saudaraku yang mendatangi rumah Murabbi, tapi sang Murabbi-lah yang mendatangi rumah kami. Dibandingkan liqo sebelumnya, liqo kali ini belangsung lebih singkat. kami hanya liqo sebentar saja. Namanya SMP dan belum tahu pasti apa itu liqo, jadi ya masih semaunya sendiri.Sekolah Menengah Atas. Yups, ada Murabbi baru, tak lain dan tak bukan adalah kakak iparku, mbak Khikayah. Dengan kakak sendiri bukannya paling rajin berangkat, tapi saya belum berubah, masih saja berangkat hanya kalau sedang good mood.
Jujur saja, dalam pribadi saya, yang sedari dulu menggugurkan niat saya untuk berangkat liqo adalah kegemaran saya yang menyaksikan drama korea atau apapun itu yang berhubungan dengan Korea. Saat SMP tidak berangkat karena melihat drama (*Princess Hours, salah satu drama yang saya ingat sehingga saya tidak berangkat liqo) pun saat SMA saya lebih gemar duduk manis di depan televisi untuk melihat mengikuti perkembangan chanel TV Korea kesukaan saya yaitu KBS World (terlebih lagi di hari Jumat sore ada Music Bank). Hesti SMP dan Hesti SMA masih rela tidak berangkat liqo karena kegemaran.
Saat lulus SMA dan harus melanjutkan kuliah di luar kota, saya dimasukkan di kos katakanlah pesantren (rumah prestasi Basmala) dan ada agenda halaqoh juga. Kini halaqoh (Insya Allah) merupakan agenda wajib Hesti. Rapat di Badan Eksekutif Mahasiswa FMIPA, syuro di Sie Kerohanian Islam jurusan Kimia, pun menghadiri rapat-rapat (jika ada), syuro- syuro bergembira (bila ada), kajian-kajian (saat ada), sampai dengan tae-kwon-do (jadwalnya senin, rabu), kini saya tinggalkan karena ada agenda liqo. Sampai-sampai ada yang mengatakan saya sebagai orang saklek. Astaga, miris rasanya, tapi enjoy aja. /(^__^)\
Tidak ada komentar:
Posting Komentar