Assalamualaikum Wr. Wb.
Sore ini, Senin, 12
Maret 2012, halaqoh dilaksanakna di
gazebo perpus pusat Unnes, pukul 16.00 WIB-sekitar tiba waktu Maghrib. Seperti
biasa, Murabbi tercinta kita mbak Lia Puspita Dewi memberikan pembahasan
menarik pada sore ini. Mahabatullah.
Mau tahu apa itu Mahabatullah? Atau saudara-saudaraku ini sudah mengetahuinya?
Untuk lebih jelasnya, mari kita bahas.
Mahabatullah
= CINTA pada ALLAH.
Wujudnya dimulai dengan
mengucapkan dua kalimat syahadat.
Konsekuensi
Mahabatullah adalah hanya beribadah untuk Allah (semua dilaksanakan karena
Allah, bukan karena yang lain).
Almahabah
(cinta) ada 2 macam, yaitu:
1.
Asy-syar’iyah (wujud cinta yang ada
karena adanya keimanan).
2.
Ghoiru asy-syar’iyah (cinta yang muncul tanpa
syar’i karena syahwat/nafsu belaka).
Berbicara tentang cinta
tentu sangat menarik terutama bagi kita-kita yang masih muda dan bergejolak
ini. Untuk itu agar tidak salah menempatkan cinta ini, mari kita kaji lebih
dalam tentang cinta yang hakiki.
Mahabatullah adalah
cinta yang:
ü Syar’i
dan datangnya dari keimanan.
ü Syar’i
sesuai dengan koridor-koridor Islam.
ü Dapat
menyikapi dengan syar’i adanya cinta pada sesama yang merupakan fitrah telah
ada pada masing-masing insan.
ü Tertinggi
pada Allah, dan menganggap adanya cinta lainnya atau cinta di bawahnya dapat
muncul karena adanya cinta kepada Allah.
Tanda cinta Mahabatullah ada 7, yaitu:
1. Kasrotul
dzikir (dzikir; sering menyebut nama Allah)
Mulailah
segala sesuatu dengan niat yang baik, karena hasil dari segala sesuatu dilihat
dari niatnya.
2. Al-i’jabu
(kagum)
Misalnya:
mengagumi kekuasaan dan kebesaran Allah yang luar biasa.
3. Ridho
Cinta
dapat membuat orang ridho dengan apa saja yang diberikan oleh kekasihnya (read: Allah swt). Misalnya: Allah menguji keimanan dengan
diberikannya cobaan.
Sesunggunya
apa yang diberkan oleh Allah adalah yang terbaik bagi kita.
4. At-tatkhiyah
(berkorban)
Mencintai
Allah maka harus melakukan hal-hal yang dicintai oleh Allah.
5. Al-Khauf
(rasa cemas)
Cemas
apabila rasa cintanya tidak terbalaskan, maka harus mempunyai rasa kurang
(merasa kurang) agar cintanya kepada Allah bertambah (mengalami peningkatan).
6. Ar-Raja’
(berharap)
Meletakkan
harapan tertinggi hanya pada Allah swt. Jangan mempedulikan orang-orang yang
meremehkan dan merendahkan harapan kita, karena Allah-lah yang akan mewujudkan
harapan kita. Jadi hendaknya yakin dan percaya hanya kepada Allah swt.
7. Ta’at
Ta’atlah hanya kepada Allah, dan jangan ta’at kepada
manusia.
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar