Assalamualaikum wr. wb.
Beberapa
pekan yang lalu saya mengikuti training kerohanian yang diadakan oleh rohis
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam [FMIPA] di kampus tempat saya
belajar sekarang. Acara ini rutin diadakan satu periode kepengurusan sekali,
acara ini disingkat dengan nama TRICS (Training
Islamic for Collage Students). Acara ini diadakan dengan tujuan menambah
pengetahuan keisaman mahasiswa muslim FMIPA di kampus saya. TRICS diadakan
selama dua hari pada Sabtu, 4 Mei 2013 sampai Ahad 5 Mei 2013 di wilayah kampus
FMIPA kampus dimana saya menuntut ilmu sekarang.
TRICS memfasilitasi peserta dengan lima
materi yang sesuai dengan kebutuhan. Materi pertama yang diterima peserta yaitu
Tarbiyah Dzatiyah yang disampaikan
oleh pak Ari Purbono; materi kedua yaitu Amal
Jama’i yang disampaikan oleh pak Arif Muhibullah; materi ketiga yaitu Manajement Syuro oleh pak Wargo
Pramono; materi selanjutnya Komunikasi Efektif
disampaikan oleh pak Wargo Pramono; dan yang terakhir membahas tentang ke-LDK-an.
Seperti
pelatihan-pelatihan pada umumnya, peserta sebelum menerima materi melakukan pretest kemudian setelah menerima materi
peserta kembali melaksanakan posttest.
TRICS juga menyediakan lembar mutabaah bagi setiap pesertanya. Oh ya, ada juga
jargon TRICS kali ini, yaitu The Glory of
the Future [Kejayaan Masa Depan].
Materi
1.
I.
Tarbiyah Dzatiyah
Tarbiyah dzatiyah ini dampaknya lebih dahsyat daripada tarbiyah yang
dilakukan secara formal di forum (tarbiyah rosmiyah). Dalam Q.S Maryam (19): 54
yang artinya: “Dan
ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam
Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah
seorang rasul dan nabi.”
Kira-kira apa manfaat yang dapat diambil dari Q.S Maryam (19): 54? Mari kita
simak bersama. Islamil selama hidupnya hanya tiga kali saja bertemu dengan
ayahnya. Singkat cerita pertemuannya yaitu:
1.
Ketika
Ismail baru saja lahir. Kala itu ayahnya, Ibrahim, mencari rumah untuk istri
keduanya, Hajar. Disinilah kali pertama Ismail berjumpa dengan Ibrahim.
2.
Dalam
Q.S As-Safat. Dikatakan bahwa pada saat usia Ismail 6-7 tahun, Ibrahim
diperintahkan oleh Allah untuk menyembelih Ismail.
3.
Pertemuan
ketiga terjadi manakala Ismail menikah. Ibrahim melakukan perjalanan ke
Palestina dan kembali lagi ke Syams. Kala itu, Ibrahim mendatangi kediaman
putranya dan yang keluar dari balik pintu dalam rumah itu adalah istri Ismail.
Istrinya mengatakan bahwa Ismail sedang tidak ada di rumah. Istri Ismail ini
sampai tidak mengenali bahwa lelaki yang sedang berkunjung ke rumah suaminya
ini adalah ayah mertuanya, karena Ismail saja jarang bertemu ayahnya, apa lagi
istri Ismail? Kala itu, istri Ismail mengatakan pada mertuanya kiranya seperti
ini: “Ismail adalah seorang yang ahli
ibadah tetapi ia sangat miskin”. Mengetahui bahwa istri anaknya mengatakan
hal seperti itu manakala suaminya sedang tidak ada di rumah, Ibrahim hanya
berpesan pada Istri Ismail agar menyampaikan pesan saja kepada Ismail. Pesan
Ibrahim untuk Ismail yaitu agar Ismail mengganti palang rumah ini. Tapi kata
istri Ismail, apa maksud anda mengganti palang rumah ini? Rumah ini tidak ada
palangnya? Kata Ibrahim, sudah sampaikan saja pesan saya ini pada Ismail. Ibrhim
kemudian pergi meninggalkan kediaman anaknya itu. Setelah beberapa waktu Ismail
pulang ke rumah, kemudian istri Ismail menyampaikan pesan dari Ibrahim. Ismail
paham apa yang dimaksudkan ayahnya, maksudnya untuk mengganti palang rumah ini
yaitu mengganti istri yang lebih sholehah.
Apa maksud pemaparan kisah diatas. Coba
nadaikan Ismail tidak megenal tarbiyah, mungkin Ismail, Ibrahim, dan
keluarganya tidak kuasa menerima hadiah dari Allah.
Kisah selanjutnya yaitu kisahnya
Musaib bin Umair. Musaib bin Umair adalah pemuda yang sangat kaya sebelum masuk
Islam. Ketika baru membuka pintu rumahnya saja para wanita dan pemuda sudah
dapat mengenali Musaib bin Umair karena wanginya aroma parfum Musaib bin Umair.
Tapi, setelah masuk agama Islam, Musaib bin Umair manjadi pemuda yang sangat
miskin, karena akses keuangan dari orang taunya dihentikan seketika ketika Musaib
bin Umair memilih untuk masuk Islam. Setelah Musaib bin Umair miskin, kini
tidak ada lagi pemuda dan para wanita yang memperbincangkan dan merasa iri
padanya. Bayangkan ketika Musaib bin Umair tidak mengenal tarbiyah, betapa
terpuruknya beliau. Setelah masuk Islam, Musaib bin Umair mangajak kepada
orang-orang Madinah untuk bersamanya masuk Islam.
Dari sini dapat kita ketahui bahwa
tarbiyah dzatiyah dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun. Betapa semangatnya
tokoh-tokoh Islam kala itu, kini, bagaimana dengan kita? Apa kini saatnya kita
malas untuk bertarbiyah kepada diri sendiri terlebih kepada orang lain? Kenapa kita
malas bertarbiyah? Karena kita belum paham urgensi ilmu. Apa yang harus
dilakukan agar kesemangatan tarbiyah muncul dan selalu menggelora? Ingatlah,
betapa berharganya waktu. Walaupun hanya 0,00001 detik. Pelari, perenag, dll
pasti sangat mengahrgai waktu, terlebih ketika hanya berselisih poin sedikit
saja dengan lawannya karena waktu yang juga hanya terpaut sedikit saja. Mari,
munculkan gairah tarbiyah.
Ingatlah kebutuhan diri, diantaranya:
1.
Ruh
à rukhiyah àsholat, tilawah, dll.
2.
Fikri
à sekolah, mencari ilmu, dll.
3.
Jasad
à tidur, makan, minum, tidur, dll.
Dari ketiga
kebutuhan ini, mana alokasi yang banyak kita gunakan untuk hal diatas?
Materi 2.
II.
Amal Jamai
Q.S Ali Imran ....
Allah suka
amalan-amalan yang dilakukan secara berjamaah. Misalnya saja sholat berjamaah
yang pahalanya menjadi 27 kali lipat. Begitupun dalam berorganisasi, hendaknya
melakukan kinerja-kinerja dalam organisasi secara bersama-sama sesuai dengan
porsinya. Tidak mungkin kan semua orang menjadi masul, atau ketua panitia,
pasti ada yang menjadi staff ahli, sie pubdekdok, sie humas, dll. Niatkan semua
karena Allah, agar kebaikan-kebaikan yang akan didapatkan.
Materi 3.
III.
Manajemen Syuro’
Bagaimana caranya membuat syuro’
menjadi efektif dan menyenangkan. Mungkin ketika syuro tidak hanya selalu di
tempat yang sama, ciptakan suasana yang berbeda.
Materi 4.
IV.
Komunikasi Efektif
Salah satu cara agar komunikasi
efektif yaitu dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan lugas. Sampaikan hal-hal
yang penting dan pada waktu yang tepat. Jangan hanya karena alasan organisasi
sampai melakukan komunikasi dengan ikhwan akhwat saat sudah larut malam.
Materi 5.
V.
Ke-LDK-an
LDK adalah Lembaga Dakwah Kampus. LDK
di tingkat FMIPA tempat saya belajar sekarang bernama FMI kepanjangan dari
Forum Mahasiswa Islam. Selanjutnya LDK di FMIPA tingkat jurusan yaitu SKI (Sie
Kerohanian Islam) untuk jurusan Kimia, FKIF (Forum Komunikasi Islam Fisika)
untuk jurusan Fisika, Sigma (Student Islamic Mathematics) untuk jurusan
Matematika, Familia untuk Biologi, Skripsi untuk prodi Pendidikan IPA.
LDK diadakan agar mahasiswa muslim di
jurusan FMIPA kampus tempat saya belajar sekarang tetap mendapat asupan
ke-Islam-an yang tidak mereka dapatkan ketika kuliah.
Ya, kiranya cukup sekian yang dapat
saya sampaikan terkait meteri-meteri yang saya dapatkan selama mengikuti TRICS.
Menuju MIPA UBER, Unggul dan
Bermakna. Allahuakbar....!!!!
Wassalamualaikum wr. wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar