HANOK_rumah ku kelak [amin ya ALLAH]

HANOK_rumah ku kelak [amin ya ALLAH]
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi yang lainnya. Semoga blog ini mendatangkan manfaat untuk saudara. Annyeonghaseyo. Korea Selatan, tunggu aku menyapamu

Minggu, 22 Januari 2012

Saat dikuasai Nafsu

-->
Assalamualiakum Wr. Wb.
Menyukai, disukai, mengagumi, dikagumi, memperhaikan, diperhatikan, melihat, dilihat, dan kawan-kawannya itu, tentu bentuk kata aktif-pasif ini wajar dijumpai terutama pada ababil (ABG [read: Anak Baru Gede] labil). Setiap insan manusia normal di muka bumi ini tentu akan mengalami yang namanya kagum, suka, dan cinta. Ini adalah kodrati kita sebagai manusia. Tentu wajar adanya, tergantung bagaimana jika rasa-rasa itu datang dan bagaimana cara kita menyikapinya agar tidak terjerumus ke dalam ketidakbermanfaatan yang dapat menjauhkan kita dari kekasih sejati kita, ALLAH SWT.
Ini blog saya, kisah saya, jadi terserah saya, suka-suka saya.
Alhamdulillah saya baru saja memasuki kelas baru, kelas XI SMA. Teman baru, pelajaran baru, guru baru, intinya semuanya banyak yang baru. Kelas XI SMA sudah mulai dilakukan yang namanya penjurusan berdasarkan ketidakmampuan dan minat siswa. Ada kelas IPA, IPS, dan IB. Alhamdulillah saya masuk ke kelas IPA, tepatnya XI IPA 1, sudah pasti saat kelas XII tidak akan dilakukan pertukaran kelas lagi (jadi kelas XI sama dengan kelas XII, itu sistem di SMA N 02 Salatiga). Mulailah saya yang tidak mudah berinteraksi ini memasuki kelas XI IPA 1. Saya ingin rasanya waktu itu pindah ke kelas XI IPA 2 saat ada guru yang menawarkan diperbolehkan satu anak pindah ke kelas lain. Di kelas XI IPA 2 ada dua teman saya waktu kelas X, sebut saja F dan L. Tetapi kuurungkan niat itu. Kenapa? Sudah barang tentu karena dilain pihak saya secara diam-diam tertarik dengan teman-teman baru saya di XI IPA 1 yang waktu itu menjadi hal asing ketika ada murid laki-laki penggemar K-POP. Nah, inilah yang awalnya membuat saya bertahan di kelas, karena ada teman laki-laki di kelas itu yang seorang k-popers dan pengemar Asia Timur.
Di lain pihak. Huh, saya mulai dilanda stress dengan mata pelajaran IPA. Alhamdulillah semester satu dapat dilalui dengan baik dan lancar. Masih aman-aman saja. Nah mulailah memasuki semester dua, apa saudara-saudara yang terjadi????
Ehhhh (semabari meregangkan badan dan nyawa baru saja tersadar kebali). Bangun tidur. Biasalah, liat layar HP. Mwo (read: apa *dalam bahasa Korea)? Nomor baru? Panggilan tidak terjawab? Eh ada SMS juga (maaf, karena sudah lama saya agak lupa bagaimana persisinya kata-kata itu) yang intinya hai, sudah bangun belum, ayo bangun. Gubrak! Doorrrrrrr!!!!!!! Siapa orang yang yang pagi-pagi sudah menyambut saya melalui HP? Tentu, tak lain dan tak bukan adalah teman baru saya di kelas XI IPA 1. Saya sampai sekarang bingung, dari mana dia bisa mendapatkan nomor HP saya? Sampai sekarang pertanyaaan itu tidak terjawab. Awalnya saya bingung dan tidak habis pikir kenapa teman sekelas saya ini memulai menghubungi saya, di kelas saya juga belum merasa dekat dengan teman saya ini (namanya juga baru saja pindah kelas, tentu harus adaptasi dulu). Lawan jenis, jadi rada malu juga lah buat dekat-dekat (dalam artian saya tidak suka memulai pembicaraan, terutama dengan lawan jenis). Sebut saja teman saya ini Taemin (T).
Yah, dari sinilah saya dan T mulai akrab, tentu hanya lewat HP, karena di sekolah saya jarang ngorol-ngobrol sama dia. Usut punya usut, teman saya F dan teman dekat T (yang kedua orang ini dulunya satu sekolah) saling berbincang-buncang membicarakan saya dan T. Kata teman T, T ini orangnya cuek dan tidak peduli dengan lingkungan sekitar. Apalagi unuk SMSan yang kagak jelas, itu bukan tipe T. Tapi, F teman saya menjelaskan pada teman dekat T tentang tingkah aneh T ke saya. Lantas mereka berdua (F teman saya dan teman dekat T) menyimpulkan jikalau T ada rasa denagn saya. Hayo hayo rasa apa? saja juga sampai sekarang belum paham??!! Mulailah sejak itu teman saya F mengatakan dan menjelaskan tentang sikap aneh T ke saya, dan dan dan dan sejak saat asumsi dari F itu, dipikaran saya langsung terngiang-ngiang tentang T terus (ya Allah, maaf, Hesti mulai terjerumus). Jujur, saya suka karena dengan saya yang hanya pendiam di kelas, jauh dari kata aktif, tidak mudah beradaptasi dan mendapatkan banyak teman, belum pernah menjadi juara di kelas, tidak banyak dikenal di kalangan warga sekolah, tentu dengan adanya asumsi yang menyatakan bahwa T ya gitu deh sama saya, saya seakan melambung ke angan. Bisa-bisanya kagum dengan seorang Hesti, fisik?kagak ada seksi-seksinya? Yang ada seksi konsumsi (doyan temal-temil). Jauh lho dari Song Hye Gyo (tapi saya suka menyebut diri saya Song Hye Gyo eonni –read: kakak perempuan yang dipanggil oleh adik perempuan *dalam bahasa Korea). Liat aja perbandingannya.
Cara pendekatan T sungguh mujarab, awalnya ngomongin tentang Kpop (mungkin dia tahu saya kpopers, atau memang tujuan awal mendekati hanya untuk mengetahui lebih banyak tentang k-pop tetapi saya terlampau GR), obrolan lewat SMS yang tidak ingat waktu, tempat, adab, dan etika berlangsung cukup lama. Saya pun bertanya apakah T sering dan selalu seperti ini terhadap teman yang lain, T menjawab bahwa dia hanya melakukan obrolan sedekat ini hanya denagn saya. Seakan-akan tidak ada hari esok karena dari membuka mata sampai menutup mata hanya melulu sebagian waktu digunakan untuk ber-SMS ria. Tapi, saya perjelas, hubungan saya dan T jauh berbeda antara di sekolah dan di dalam SMS. Jika di sekolah, saya dan T hampir tidak pernah berkata-kata, jangankan untuk itu, menatap dia saja saya tidak berani (tapi, ini memeng prinsip, saya tidak suka bertatap muka berlama-lama dengan lawan jenis, tapi jagan salah sangka, Hesti normal lhoooo). Sungguh berbeda jauh saat berkomunikasi lewat SMS, seakan-akan kami sudah akrab sekali. Dari bangun tidur sampai mau tidur lagi, hampir semuanya diketahui satu sama lain. Obrolan kita mengalir begitu saja, begitu mudahnya berdekatan dengan media HP. Sampai-sampai di layar HP saya muncul kata dari T, SARANGHAEYO (read: berarti AKU CINTA KAMU *dalam bahasa Koera). Masa-masa aneh ini berangsung cukup lama, dan untungnya teman-teman satu kelas tidak ada yang tahu (janagan sampai ada yang tahu, saya tidak dapat membayangkan bagaimana jadinya, saya dan T bermain-main dibelakang teman-teman, dan saya tidak mau ada yang beranggapan bahwa saya yang mendekati dan ganjen terlebih dahulu terhadap T, karena dilihat dari keseharian T, saya yakin banyak yang berasumsi saya yang terlebih dahulu menggoda T, padahal salah!). waktu itu, saya beranggapan masa-masa itu adalah masa terindah saya, berdekatan dengan T (walau hanya lewat SMS) sungguh saya benar-benar menikamti masa-masa itu. Saya bertanya kepada T, kenapa sikapnya jauh berbeda antara di kelas dan dirumah (dirumah disini dalam artian saat sedang SMSan) dan dia menjawab, harus profesional,harus dapat membedakan antara rumah dan sekolah, dan agar jangan sampai ada teman yang tahu, nanti pasi jadi trending topic. Benar juga, kataku dalam hati. Tapi, disisi lain saya tidak suka dengan sikapnya yang seolah-olah tidak saling mengenal saat di sekolah. Kontras sekali dengan sikapnya yang selama ini diperlihatkan pada saya melalui HP.
Sedikit cerita. Bagaimana saya berani memulai pembicaraan dengan orang yang baru saya kenal, sedangkan orang yang baru saya kenal ini telah diketahui mengagumi saya. Saya malu untuk mulai berbicara secara lepas dan terbuka terhadap saudara. Jadi, saya pun sampai saat ini belum begitu memahami seluk-beluk saudara karena saya tidak banyak bercakap dengan anda selama dipertemukan di sekolah. Semenjak menjalin hubungan lewat dunia maya, di dunia nyata saya segan dan enggan membuka suara untuk lebih mengetahui tentang bagaimana diri saudara, intinya saya malu. Sebearnya inigin rasanya tahu lebih dekat dan menjalin hubungan yang baik di dunia nyata, tapi nyatanya belum terlaksana.
Lanjut ke topik cerita. Sadar tidak sadar, hubungan yang lewat dunia maya ini berlanjut sampai semester 2 berakhir. Banyak kejadian-kejadian aneh bin lucu. Saya tidak tahu ini disengaja atau tidak, kelas XII kita mendapatkan tambahan jam mata pelajaran, otomatis pulang lebih sore. Kami membawa kotak bekal dari rumah, entah disengaja atau tidak, kotak bekal kita adalah dari produk yang sama dan hanya beda warna. Misal hari ini saya membawa warna pink dan dia membawa warna biru, atau berkebalikan di keesokan harinya. Sampai pada akhirnya saya dan dia sepakat membawa tempat makan couple dan apa ada teman yang mengatakan kurang lebih seperti ini ih, tempat makan Hesti sama T kembar, kayak anak panti. Ala hasil tidak sedikit pula teman-teman yang memandang untuk melihat tempat makan kami. Dalam hati saya tertawa geli, teman-teman tidak tahu saja kalau ini direncanakan (membawa tempat makan yang sama). Dan juga kegiatan lain yang menyenagkan adalah bersepeda, tapi karena saya malu, malah jadi kurang menyenagkan. Dia juga tidak perhatian saat bersepeda, jauh dari harapan. Lucunya sempat waktu itu, T baru saja pulang dari luar kota dan setelah sampai rumah harus segera mengikuti les. Tapi, dia menghubungi saya dan ingim meminjam 2 lembar kertas latihan soal saya yang baru saja diberikan guru, akhirnya petang setelah pulang dari luar kota dia mendatangi tempat tinggal saya dan meminjam kertas itu untuk di foto copy. Saya pun ikut megantar dia ke tempat foto copy, dan mau tidak mau saya naik sepeda motor dia sampai ke tempat foto copy (dan sekarang inilah yang saya sesalkan, setelah diingat-ingat, tidak pernah saya hanya berdua-duaan berdekat-dekatan berbonceng-boncengan dengan laki-laki yang belum menjadi mahram saya dan saya keluar bersamanya. Ya Allah saya menyesal, kenapa dengan mudahnya saya mau berboncengan dan mungkin saja berkontak fisik dengannya. Astagfirullah). Bukan main rasanya waktu itu. Saat hendak izin keluar rumah, untung Umi dan ukhti tidak tanya banyak tentang temanku yang mau meminjam kertas ku ini. Saat T datang ke depan rumah, saya segera keluar rumah agar tidak ketahuan orang rumah, siapa temanku ini (jujur, tidak ada dan tidak boleh ada teman laki-laki yang main ke rumah dan nantinya saya hanya berbua-duaan bersama. Dan T pun tahu bahwa saya tidak boleh berdekat-dekatan dan menjalin hubungan yang tidak bermanfaat dengan laki-laki, sebenarnya T tahut mendatangi tempat tinggal saya, tapi tahu tuh dari mana dia dapat keberanian itu. T terutama takut dengan kakak saya yang seorang Ikhwan dan sangat menjaga saya. Tapi ada-ada saja, saat T datang kebetulan kakak saya sedang tidak ada dirumah. Huhh, selamat). Cepat-ceapat saya mendatangi T yang sudah menanti, kujulurkan tangan sembari kuucapkan selamat ulang tahun. T pun memasukkan bingkisan dari saya itu ke dalam tasnya (sebelumnya saya menyuruh T untuk membawa tas dari rumah. ;D). Foto copy usai, jangan pikir ada adegan-adegan syetan seperti di drama-drama, karena T orangnya jauh dari kata romantis. Sampai di depan tempat tinggalku, dan kakakku ternyata sudah ada di rumah dan karena sudah malam, mungkin dari halaman belakang rumah tidak nampak jelas siapa yang ada di depan rumah. Saya segera turun dari motor dan cepat-cepat menyuruh T pulang, karena kakak saya menanyakan pada saya siapa yang darang ke rimah dan kakak saya akan segera membukakan pintu. T siga dan langsung tancap gas karena dia juga harus segera les dan tidak ada waktu untuk berlama-lama. Huh.selamat, kita tidak tertangkap. Tentu dong setelah itu saya dan T lanjut SMSannya, dan saya tanya dimana dia sebenarnya les, dan. Saya pun shock bukan main, karena ternyata dia les di tempat tidak jauh dari rumahnya, masih dalam satu kawasan kompleks. Astaga. Jadi kenapa dia jauh-jauh meminjam kertas dua lembar sampai ke tempat tinggal saya padahal ada juga teman ynga rumahnya tidak jauh dari rumah T. Kalau dipikir-pikir T harus segera ke tempat les juga, dan jarak rumah kami tidak dekat juga, jauh lho. Aneh. Benar-benar aneh. Tentu keanehan-keanehan kami tidak berhenti sampai disitu, masih ada lagi. Ada lagi, malam itu kita sedang beljar (di rumah masing-masing tentunya) dan SMSan tentu tidak ketinggalan. Besok pagi ada ulangan di sekolah, kami pun bertaruh lama-lamaan belajar, siapa yang paling kuat belajar sampai larut (cerita, ini dari sisi saya, bagaimana mau fokus belajar kalau belajarnya sembari SMSan? Ya lebih fokus ke SMSannya). Apa yang terjadi?saya yang menang. Dan saya agak lupa bagaimana ceritanya dia bisa-bisanya mengajukan banyakkkk pertanyaan tanpa celah ke saya lewat SMS, karena merasa pertanyaan terlalu banyak, saya pun menjawab pertanyaan-pertanyaan itu di kertas, dan mencengangkan satu muka folio full. Saya pun balik bertany ke T dengan pertanyaan-pertanyaan yang sama dengan pertanyaan-pertanyaan yang T ajukan ke saya? Apa coba pertanyaan-pertanyaan aneh dari T itu? Diantaranya: makanan favorit, minuman favorit, hobi, pesan dariku buat dia, tipe ideal (nah loh, pertanyaan yang aneh), kalau pacaran dan menikah, yang diharapkan dari suami jika menikah, mimpi 20 tahun lagi, kalau menikah ingin punya anak berapa (sumpah, saya teramat sangat kaget dengan pertanyaan-pertanyaan ini, pikiran dia sudah jauhhh banget!), dll. Sumpah, anehe pol-polan. Lucunya, seharian di sekolah dari pagi sampai bel tanda pulang berdering, kami di kelas hampir tanpa kata, tapi setelah seesai doa??!! Tiba-tiba dia menghampiriku sembari berucap [intinya] mana Hes jawabannya? Lantas kubuka tas ku dan dia juga membuka tasnya dan siap menampung jawabanku, begitupun sebaliknya. Saya menambahi percakapannya [intinya] jaga baik-baik ya, jangan sampai ada orang lain yang tahu. Teman baik T yang melihat kami bertanya-tanya, apa to apa to?. Mana kami mau jawab? ;D
Kami juga sudah merancang banyak harapan-harapan cita-cita mimpi-mimpi. Seusia saya dan T, tentu hal-hal semacam itu adalah wajar adanya. Tapi, kita berasumsi bahwa kita tidak boleh pacaran dulu, kata T, dia masih mempunyai tanggung jawab kepada orang tuanya dengan harus belajar dengan baik dan dia tidak siap pacaran. Dari saya, saya juga tidak mau pacaran karena saya memeang tidak mengenal pacaran (walau seringkali timbul keinginan untuk itu, maklum ABG masih labil) dan saya selalu berpkir tidak mau timbul banyak penyesalan di kemudian hari karena pernah berpacaran, saya tidak mau merugi dan kelak membuat pendamping hidup saya menyesal karena saya yang pernah pacaran. Sebelum masalah datang menerpa, sepanjang hari kisah saya dan T terasa indah *versi saya.
Dan di awal-awal semester satu kelas XII, dia mengatakan kebimbangannya akan dua perempuan yang megusik hatinya. Dan dari sinilah hubungan aneh yang terjalin lewat dunia maya ini mulai bermasalah ke ambang kepunahan. Saya penasaran dan banyak bertanya-tanya dan mendesaknya (sembari berharap dan meyakinkan bahwa salah satunya adalah saya *haha.PD.com). saya mendesak dan T memberi beberapa kode-kode. Kata T, perempuan ini ada di kelas IPA 1 dan IPA 2. Deg. Rasanya, ternyata selain saya ada yang megusik hatinya, tapi kenapa selama ini saya teramat sangat PD terhadap T. Saya mulai menebak-nebak siapa orang yang dimaksud T, dan jika jawaban saya benar tapi T berkata tidak benar, maka saya akan marah dan tidak percaya lagi dengan T. Dibelakang saya dua teman saya yang selama ini menjadi tempat bercerita tentang tingkah polah T. Dua teman saya ini, F dan L yang membantu menemukan siapa orang di IPA 2 yang dimaksud T. Ya, benar saja, saya berhasil menebak siapa yang ternyata sempat menjadi pesaing saya, dan orang itu adalah teman satu kelas T saat kelas X. Ciut. Jangan tanya tentang siapa yang mengungguli siapa dalam bidang apapun, saya atau dia (karena penilaian itu bersifat relatif). Siap tidak siap saya menanyakan pada T apakah benar orang ini yang dimaksud, dan T berkata tidak. Huhh, saya lega, tapi saya juga curiga. Apalagi teman saya meyakinkan saya bahwa orang yang dimaksud T ya perempuan itu. Saya pun memaksa menanyakan pada T lagi, dan T mengatakan ya. Dia berkata bahwa dulu saat kelas X sempat menyukai orang ini tapi kini tidak lagi. Gubrak. Sontak, saya kagetttt!!!! Kenapa dia sempat menutup-nutupi dan seolah-olah ingin membodohi. Saya tidak suka jika ada yang tidak jujur. Berulang kali saya mengingatkan padanya untuk jujur, jujur dan selalu jujur. T berkata, ya benar orang itu yang dulu disukainya saat kelas X, tapi sekarang T hanya meganggapnya sebagai teman. Tapi, jujur, saya tidak terima T seperti itu. T, kenapa dari awal-awal saya bertanya, T tidak jujur. Saya kecewa. Setelah tahu, saya mulai menjaga jarak dengan T. Yang saya inginkan T meminta maaf kepada saya dan menjelaskan dan selalu menghibur saya, tapi namanya juga T, kekanak-kanakan. Benar saja, hubungan semakin merenggang. Saya tidak manganggapi SMS darinya, jangan tanya hubungan di sekolah. Karena sebelumnya di sekolah saja tidak saling berbicara, apalagi ditambah dengan masalah ini, seakan kami berbeda kelas, berbeda sekolah. Jauhhhh!
Sedikit cerita lagi. Siapa yang laki-laki. Walau memang benar usia saya lebih beberapa bulan dari saudara, tapi bukankah saudara yang laki-laki dan saya yang perempuan? Jadi, mengertilah saya. Saya inigin anda yang memulai. Jangan hanya di dunia maya lewat HP, tapi mulailah juga di dunia nyata, saat di kelas dan dunia yang sebenarnya. Sepele saja lah. Dengan mengajak saya sholat bareng, mulai ngajak ngobrol-ngobrol ringan di kelas, menawarkan apapun pada saya saat di kelas, ngajakin jajan bareng, main bareng, makan bekal bareng, menunggui saya kalau mau kemanapun, ngajakn baca-baca ke perus, dll. Jangan melulu mendiamakan saya di kelas. Saudara maunya saya yang memulai ini di kelas, tapi sadarlah bahwa siapa yang laki-laki. Sumpah, saya iri dengan setiap teman-teman yang akrab dengan anda. Tapi, apa boleh buat, jika tiba-tiba saya akrab dengan saudara, pasti teman-teman akan curiga. Jadi saudara, intinya saya ingin anda memulai dengan saya didunia nyata, mulailah degan yang sepele-sepele. Masa, sering duduk depan belakang, duduk sampingan saat di luar ruang kelas, tapi ngobrol pun jarang atau bahkan tidak pernah. Mahal amat suaranya. Jangan melulu menyalahkan saya yang tidakmau memulai, saya malu. Malu menatap anda, malu menghampiri anda, dan malu, malu, malu, malu.
Kami saling diam, dia tidak tahu kenapa saya seperti itu. Yah, benar saja karena insting kepekaannya tidak bekerja dengan baik. Lama. Diam. Emosi. Wah pokoknya masa-masa ini tidak menyenagkan, sampai di hampir penghujung kelas XII (lama banget ya masalahnya kagak kelar-kelar, emang iya, saya juga bosan) ada teman satu kelas yang akhirnya tahu hubunganku dengan T. Saya pun sedikit banyak bercerita tentang kedekatan saya dengan T dan kenapa sampai bisa-bisanya saya sangat berjauhan dengan T. Teman satu kelas saya dan T, sebut saja R akhirnya yang berhasil mendamaikan saya dengan T (R terimakasih atas kebaikanmu *muach). Tapi setelah berbaikan tidak lantas menjadikan hubungan saya dan T sedekat sebelum ada masalah, apa alasan T. T tidak ingin kemarahan saya terulang lagi, maka dari itu dia tidak berani sevulgar dulu dalam berkata-kata. Dia lebih berhati-hati, tapi saya. Huh. Kini kami hanyalah dua orang yang mungkin tidak mengenal satu sama lain.
Sedikit cerita (lagi). Kelulusan, membuat jarak semakin jauh, sekolah beda arah. Saya sekarang berangkat ke kampus ke arah sana sedang dia ke arah sana. Komunikasi amburadul, dan masih banyak lagi.
Untuk pihak-pihak yang ada dalam cerita saya ini maaf jika yang saya paparkan adalah kesalahan dan tidak ada unsur kebenaran, karena ini yang saya lihat dari sudut pandang daya, cara pandang saya. Jika tidak berkenan maaf. Buatlah versi lain yang menurut saudara benar adanya. Tapi yang saya paparkan ini pernah saya alami, entah saudara ingat atau tidak.
Terimakasih atas semua pihak yang telah ambil bagian dan membuat drama ini terbit ke pasaran sehingga dapat dinikmati para pecintanya. Maaf jika ada tokoh yang tidak disebutkan, dan maaf juga apabila ada tokoh yang disebutkan tetapi tidak sesuai karakter. *versisaya.com

Saya. Begitu jujur dan gampangnya menulis ini semua. Ini bukan aib yang harus ditutupi. Tujuan saya menulis ini agar dengan tulisan ini tidak ada ababil dan seusianya terjerumus kedalam ketidakbermanfaaan seperti yang pernah saya alami. Jangan sampai menghabiskan waktu untuk hal-hal yang penuh kanehan itu. Setelah direfleksikan, tentu lebih banyak kerugian yang akan didapatkan. Jika datang masa-masa virus merah jambu, harapan saya, jangan ada yang tergoda seperti saya. Tapi sikapilah dengan arif dan bijaksana. Ingatlah cinta diatas segala cinta. Buatlah bidadari cemburu padamu. Ingatlah kekasih sejatimu.

Note: Allah, hamba tahu Allah Maha Segala-galanya. Kesalahan dan kekhilafan saat itu sungguh berlangsung lama dan hampir tanpa celah. Maaf. Maaf ya Allah. Tetap pilihkanlah ikhwan terbaik untuk hamba. Amin ya Robb.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Tidak ada komentar: